The Pencil and Eraser – Kisah Pensel & Pemadam
21 Mar, 2011 | Written by
afiffms | under
kisah teladan Kisah Pensel & Pemadam.
Semoga kisah pendek ini mampu memberi kita 1001 pengajaran dan teladan. Dengan perkongsian kisah ini diharap dapat juga dikongsi bersama dengan rakan-rakan anda yang lain. Bacalah dengan penuh penghayatan agar segala intipati kisah ini dapat menyerap ke dalam hati sanubari anda. Bertuahlah kepada anda yang masih mempunyai “dia” atau “mereka”.
PENCIL
I’m sorry (Saya mohon maaf)
ERASER
For what? You didn’t do anything wrong. (Untuk apa? Kamu tidak buat salah apa-apa.)
PENCIL
I’m sorry because you get hurt because of me. Whenever I made a mistake, you’re always there to erase it. But as you make my mistakes vanish, you lose a part of yourself. You get smaller and smaller each time.
(Saya mohon maaf kerana kamu kesakitan disebabkan oleh saya. Setiap kali saya melakukan kesalahan, kamu selalu ada untuk memadamkannya. Tapi setiap kali kamu menghilangkan kesalahan saya, maka kamu kehilangan sebahagian daripada diri kamu sendiri. Kamu menjadi semakin kecil dan semakin kecil setiap masa.)
ERASER
That’s true. But I don’t really mind. You see, I was made to do this. I was made to help you whenever you do something wrong. Even though one day, I know I’ll be gone and you’ll replace me with a new one, I’m actually happy with my job. So please, stop worrying. I hate seeing you sad.
(Betul tu. Tapi saya tidak kisah. Kamu lihat, saya memang dicipta untuk melakukan hal ini. Saya dibuat untuk membantu kamu ketika kamu melakukan sesuatu yang salah. Walaupun satu hari, saya tahu saya akan pergi dan kamu akan menggantikan saya dengan yang baru, saya sebenarnya gembira dengan kerja saya. Jadi tolonglah, berhenti bimbang. Saya tidak suka melihat kamu sedih.)
LESSON: Parents are like the eraser whereas their children are the pencil. They’re always there for their children, cleaning up their mistakes. Sometimes along the way, they get hurt, and become smaller / older, and eventually pass on. Though their children will eventually find someone new (spouse), but parents are still happy with what they do for their children, and will always hate seeing their precious ones worrying, or sad….
However our parents are getting smaller and smaller each day…One day, all that we would be left with will be
eraser shavings and
memories of what we used to have.
(PENGAJARAN: Ibu Bapa adalah seperti pemadam sedangkan anak-anak mereka adalah pensil. Mereka selalu ada untuk anak-anak mereka, membersihkan kesalahan mereka. Kadang-kadang dalam pada itu, mereka terluka, dan menjadi lebih kecil / lebih tua, dan akhirnya berlalu pergi. Walaupun anak-anak mereka akhirnya akan bertemu dengan seseorang yang baru (pasangan), tetapi ibu bapa tetap gembira dengan apa yang mereka lakukan untuk anak-anak mereka, dan akan sentiasa benci melihat anak-anak kesayangan mereka merasa bimbang, atau sedih …
Namun ibu bapa kita semakin kecil dan lebih kecil setiap hari … Suatu hari, semua yang kita akan tinggalkan nanti akan menjadi
parutan pemadam dan
kenangan dari apa yang kita biasa ada.)
Allah, Most Wise admonishes us:
“Thy Lord hath decreed that ye worship none but Him, and that ye be kind to parents. Whether one or both of them attain old age in thy life, say not to them a word of contempt, nor repel them, but address them in terms of honour. And, out of kindness, lower to them the wing of humility, and say: My Lord! Bestow on them thy Mercy even as they cherished me in childhood.” (Quran-17:23)
(“Dan Tuhanmu telah perintahkan, supaya engkau tidak menyembah melainkan kepadaNya semata-mata dan hendaklah engkau berbuat baik kepada ibu bapa. Jika salah seorang dari keduanya atau kedua-duanya sekali, sampai kepada umur tua dalam jagaan dan peliharaanmu, maka janganlah engkau berkata kepada mereka (sebarang perkataan kasar) sekalipun perkataan “aH” dan janganlah engkau menengking menyergah mereka, tetapi katakanlah kepada mereka perkataan yang mulia (yang bersopan santun).Dan hendaklah engkau merendah diri kepada keduanya kerana belas kasihan dan kasih sayangmu dan doakanlah (untuk mereka, dengan berkata): Wahai Tuhanku! Cucurilah Rahmat kepada mereka berdua sebagaimana mereka telah mencurahkan Kasih Sayangnya memelihara dan mendidikku semasa kecil.” [Quran 17:23-24])
. .