Wednesday, July 21, 2010

Masjid Al Aqsa

Masjid Al-Aqsa

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

(Dialihkan dari Masjidil Aqsa)
Langsung ke: navigasi, cari
Masjid al-Aqsa
Al aqsa moschee 2.jpg
Letak Al-Haram asy-Syarif, Yerusalem
Koordinat geografi 31°46′35″N 35°14′8″E / 31.77639°N 35.23556°E / 31.77639; 35.23556
Afiliasi agama Islam
Distrik Kota Lama Yerusalem
Status eklesiastik Masjid
Kepemimpinan Wakaf
Deskripsi arsitektur
Jenis arsitektur Masjid
Gaya arsitektur Islam Awal
Arah facade Utara
Pembukaan tanah 685 (konstruksi pertama)
1033 (konstruksi kedua)
Tahun selesai 705 ((konstruksi pertama)
1035 (konstruksi kedua)
Spesifikasi
Kapasitas 5.000 (di dalam); 400.000 (di luar)[1]
Panjang 83 meter (272 kaki)
Lebar 56 meter (184 kaki)
Kubah 1
Menara 4
Tinggi menara 37 meter (121 kaki)
Bahan Batu kapur (tembok luar, menara, facade), stalaktit (menara), timah (kubah), marmer putih (kolom interior)
Masjid Al-Aqsha (Arab: المسجد الاقصى , Al-Masjid Al-Aqsa, arti harfiah: "masjid terjauh") adalah salah satu bangunan yang menjadi bagian dari kompleks bangunan suci di Kota Lama Yerusalem (Yerusalem Timur) yang dikenal dengan nama Al-Haram asy-Syarif bagi umat Islam dan dengan nama Har Ha-Bayit (Bukit Baitallah atau Temple Mount) bagi umat Yahudi dan Nasrani.
Literatur Muslim(Al-Quran) menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW diangkat ke Sidratul Muntaha dari lokasi ini pada tahun 621 Masehi, menjadikan masjid ini sebagai tempat suci di Islam (lihat Isra' Mi'raj.)
Masjid Al-Aqsa yang dulunya dikenal sebagai Baitul Maqdis, merupakan kiblat shalat umat Islam yang pertama sebelum dipindahkan ke Ka'bah di dalam Masjidil Haram. Umat Muslim berkiblat ke Beitul Maqdis selama Nabi Muhammad mengajarkan Islam di Mekkah (13 tahun) hingga 17 bulan setelah hijrah ke Medinah. Setelah itu kiblat shalat adalah Ka'bah di dalam Masjidil Haram, Mekkah hingga sekarang.

Masjid Al-Aqsa saat ini adalah masjid yang dibangun secara permanen oleh Khalifah Abdul Malik bin Marwan dari Kekhalifahan Umayyah (Dinasti Bani Umayyah) pada tahun 66 H dan selesai tahun 73 H. Agak berbeda dengan pengertian Masjid Al-Aqsa pada peristiwa Isra' Mi'raj (Q.S. Al Israa’:1) yaitu meliputi seluruh kawasan Al-Haram asy-Syarif.

Pembakaran Masjid Al-Aqsa pada tanggal 21 Agustus 1969 telah mendorong berdirinya Organisasi Konferensi Islam yang saat ini beranggotakan 57 negara.
Pembakaran tersebut juga menyebabkan sebuah mimbar kuno yang bernama "Shalahuddin Al-Ayyubi" terbakar habis. Dinasti Bani Hasyim, penguasa Kerajaan Yordania telah menggantinya dengan mimbar buatan Jepara, Indonesia.[2][3] 

Daftar isi


Etimologi

Nama Masjid al-Aqsa bila diterjemahkan dari bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia, maka ia berarti "masjid terjauh". Nama ini berasal dari keterangan dalam Al-Qur'an pada Surah Al-Isra' ayat 1 mengenai Isra Mi'raj.

Isra Mi'raj adalah perjalanan yang dilakukan Muhammad dari Masjid Al-Haram menuju Masjid Al-Aqsa, dan kemudian naik ke surga.[1][4] Dalam kitab Shahih Bukhari dijelaskan bahwa Muhammad dalam perjalanan tersebut mengendarai Al-Buraq.[5] Istilah "terjauh" dalam hal ini digunakan dalam konteks yang berarti "terjauh dari Mekkah".[6]

Selama berabad-abad yang dimaksud dengan Masjid al-Aqsa sesungguhnya tidak hanya masjid saja, melainkan juga area di sekitar bangunan itu yang dianggap sebagai suatu tempat yang suci.

Perubahan penyebutan kemudian terjadi pada masa pemerintahan kesultanan Utsmaniyah (kira-kira abad ke-16 sampai awal 1918), dimana area kompleks di sekitar masjid disebut sebagai Al-Haram Asy-Syarif, sedangkan bangunan masjid yang didirikan oleh Umar bin Khattab disebut sebagai Jami' Al-Aqsa atau Masjid Al-Aqsa.[7]

Sejarah

Pra-konstruksi

Pembangunan oleh Umayyah

Gempa bumi dan rekonstruksi

Masa modern

Kubah masjid pada tahun 1982, terbuat dari aluminium (dan tampak seperti perak). Kubah telah diganti lapisan timah sebagaimana aslinya pada tahun 1983

Renovasi pertama pada abad ke-20 dilakukan pada tahun 1922, yaitu setelah Dewan Islam Tertinggi Yerusalem di bawah pimpinan Amin al-Husayni mempekerjakan Ahmet Kemalettin Bey, seorang arsitek berkebangsaan Turki, untuk merestorasi Masjid al-Aqsa dan monumen-monumen di sekitarnya.

Dewan tersebut juga menugaskan arsitek-arsitek Inggris, ahli-ahli Mesir, dan para pejabat lokal untuk ikut berpartisipasi dan mengawasi perbaikan yang dilakukan pada tahun 1924–25 di bawah pengawasan Kemalettin. Renovasi meliputi penguatan fondasi kuno masjid Umayyah, perbaikan tiang-tiang kolom interior, penggantian balok-balok, pendirian perancah, perawatan lengkungan dan bagian dalam kubah, pendirian kembali dinding selatan, serta penggantian tiang kayu di ruangan tengah dengan tiang beton.

Renovasi tersebut juga menampilkan kembali mosaik era Fatimiyah dan kaligrafi di lengkungan-lengkungan interior yang sebelumnya tertutupi oleh lapisan pelapis. Lengkungan-lengkungan dihiasi dengan gipsum berwarna hijau dan emas dan balok kayu landasannya digantikan dengan tembaga.

Seperempat dari jendela kaca patri juga diperbaharui dengan hati-hati agar dapat melestarikan desain asli Abbasiyah dan Fatimiyahnya.[8] Kerusakan hebat telah terjadi karena gempa bumi tahun 1927 dan 1937, namun masjid itu diperbaiki kembali pada tahun 1938 dan 1942.[9]

Masjid Al-Aqsa dilihat dari plaza Tembok Barat, 2005.
Pada tanggal 21 Agustus 1969, terjadi kebakaran di dalam Masjid Al-Aqsa, yang memusnahkan bangunan bagian tenggara masjid.


Mimbar Salahuddin adalah termasuk di antara barang-barang yang rusak terbakar.[10] Orang-orang Palestina awalnya menyalahkan otoritas Israel atas kebakaran tersebut, dan beberapa orang Israel menyalahkan Fatah dan menganggap bahwa mereka yang menyulut sendiri apinya, agar dapat menyalahkan Israel dan memancing permusuhan.

Namun kemudian terbukti bahwa kebakaran itu bukan disebabkan oleh Fatah maupun Israel, melainkan oleh seorang turis Australia bernama Denis Michael Rohan. Rohan adalah anggota dari sekte evangelis Kristen Worldwide Church of God.[11]

Ia berharap bahwa dengan membakar Masjid Al-Aqsa, ia dapat mempercepat Kedatangan Kedua Yesus, dengan cara mempermudah dibangunnya kembali Bait Suci Yahudi di Bukit Bait Suci. Rohan dirawat di lembaga perawatan mental, didiagnosa mengalami gangguan kejiwaan, dan akhirnya dideportasi.[12]

Serangan terhadap Al-Aqsa disebut-sebut sebagai salah satu penyebab dibentuknya Organisasi Konferensi Islam pada tahun 1971, yang merupakan persatuan dari 57 negara-negara berpenduduk Islam.[13]

Pada tahun 1980-an, Ben Shoshan dan Yehuda Etzion, keduanya anggota kelompok bawah tanah Gush Emunim, merencanakan untuk meledakkan Masjid Al-Aqsa dan Kubah Batu. Etzion berpendapat bahwa meledakkan dua bangunan tersebut akan menyebabkan kebangkitan spiritual Israel, dan menyelesaikan semua permasalahan orang Yahudi.

Mereka juga berharap bahwa Bait Suci Ketiga di Yerusalem dapat didirikan di atas lokasi tersebut. Rencana mereka mengalami kegagalan karena lebih dahulu diketahui pihak kepolisian.[14][15] Pada tanggal 15 Januari 1988, yaitu saat berlangsungnya Intifadah Pertama, pasukan Israel menembakkan peluru karet dan gas air mata kepada para demonstran di luar masjid, mengakibatkan 40 orang jemaah luka-luka.[16][17]

Pada tanggal 8 Oktober 1990, dalam suatu kerusuhan 22 orang warga Palestina terbunuh dan lebih dari 100 lainnya luka-luka karena tindakan keras Polisi Perbatasan Israel. Kerusuhan dipicu oleh pengumuman dari Gerakan Setia Bait Suci, suatu kelompok Yahudi Ortodoks, yang menyatakan bahwa mereka akan meletakkan batu pertama untuk pembangunan Bait Suci Ketiga.[18][19]

Arsitektur

Bangunan Masjid Al-Aqsa berbentuk persegi, dan luasnya beserta area di sekitarnya adalah 144.000 m2, sehingga dapat menampung sampai dengan 400.000 jamaah.[20] Panjang bangunan masjid adalah 272 kaki (83 m), dan lebarnya 184 kaki (56 m), dan dapat menampung sampai 5.000 jamaah.[20]


 Kubah

Kubah berwarna perak yang tersusun dari lapisan timah

Berbeda dengan Kubah Batu yg mencerminkan arsitektur Byzantium klasik, kubah Masjid Al-Aqsa menunjukkan ciri arsitektur Islam awal.[21] Kubah yang asli dibangun oleh Abdul Malik bin Marwan, namun sekarang sudah tidak ada lagi sisanya. Bentuk kubah seperti yang ada saat ini awalnya dibangun oleh Ali Azh-Zhahir dan terbuat dari kayu yang disepuh dengan lapisan enamel timah.[22]

Pada tahun 1969, kubah dibangun kembali dengan menggunakan beton dan dilapisi dengan aluminium yang dianodisasi sebagai ganti dari bentuk aslinya yaitu lapisan enamel timah yang berusuk. Pada tahun 1983, aluminium yang menutupi bagian luar diganti lagi dengan timah untuk menyesuaikan dengan desain asli Azh-Zhahir.[23]

Kubah Al-Aqsa adalah salah satu dari sedikit masjid dengan kubah yang dibangun di depan mihrab selama periode Umayyah dan Abbasiyah, contoh lainnya adalah Masjid Umayyah di Damaskus (715) dan Masjid Besar Sousse (850).[24] Interior kubah dicat menurut dekorasi era abad ke-14.

Pada kabakaran tahun 1969, cat dekoratif itu rusak dan sempat dianggap sudah tidak dapat diperbaiki lagi. Namun dengan menggunakan teknik trateggio, yaitu sebuah metode yang menggunakan garis-garis vertikal halus untuk membedakan daerah yang direkonstruksi dengan daerah yang asli, akhirnya dapat diperbaiki kembali dengan sempurna.[23]

Interior

Interior masjid yang menunjukkan lorong utama dengan tiang-tiang melengkung


Masjid Al-Aqsa memiliki tujuh buah lorong dengan ruang yang ditunjang oleh tiang-tiang melengkung (hypostyle nave), serta beberapa ruang kecil tambahan di sisi sebelah barat dan timur pada bangunan masjid bagian selatan.[25] Terdapat pula 121 jendela kaca patri dari era Abbasiyah dan Fatimiyah, dimana seperempatnya telah selesai direstorasi pada tahun 1924.[8]

 Air Pancur tempat wudhu


Air mancur al-Kas tempat wudhu


Air mancur tempat wudhu utama, yang bernama al-Kas ("mangkuk"), terletak di bagian utara yaitu antara masjid dan Kubah Batu.[26]

Para jamaah menggunakannya untuk wudhu, yaitu ritual pencucian wajah, lengan, rambut, telinga, dan kaki yang dilakukan umat Islam sebelum beribadah, termasuk di masjid. Bangunan ini pertama kali dibangun pada tahun 709 pada masa pemerintahan Umayyah, tetapi antara tahun 1327-1328 Gubernur Tankiz memperbesarnya untuk dapat melayani lebih banyak jamaah.

Meskipun pada awalnya air berasal dari Kolam Sulaiman yanga ada di dekat Betlehem, saat ini air berasal dari pipa yang terhubung ke sumber air kota Yerusalem.[27] Renovasi al-Kas pada abad ke-20 telah menambahkannya dengan keran air dan tempat duduk batu.[28]
Air Mancur Qasim Pasha, yang dibangun di masa pemerintahan Utsmaniyah tahun 1526 dan terletak di sebelah utara masjid, yaitu pada serambi Kubah Batu. Air mancur ini sebelumnya juga pernah digunakan oleh para jamaah untuk wudhu dan minum sampai dengan tahun 1940-an, namun saat ini hanya berfungsi sebagai monumen saja.[26]

Situasi saat ini

Kepemilikan

Kementrian Waqf Yordania memegang kepemilikan atas Masjid Al-Aqsa hingga Perang Enam Hari tahun 1967. Setelah memenangkan perang, Israel menyerahkan kekuasaan masjid dan Bukit Bait Allah kepada waqf Islam yang independen dari pemerintahan Israel.

Namun, Angkatan Pertahanan Israel diperbolehkan berpatroli dan melakukan pencarian di wilayah masjid. Setelah pembakaran tahun 1969, waqf mempekerjakan arsitek, teknisi, dan pengrajin dalam sebuah komite yang melakukan perawatan.
Saat ini, imam kepala dan manajer masjid al-Aqsa adalah Muhammad Ahmad Hussein.
Memilikan Masjid al-Aqsa merupakan salah satu isu dalam konflik Israel-Palestina. Israel mengklaim kepemilikan masjid dan juga seluruh Bukit Bait Allah, tetapi Palestina memegang kepemilikan tak resmi melalui waqf. Selama negosiasi di Pertemuan Camp David 2000, Palestina meminta kepemilikan penuh masjid ini dan situs-situs suci Islam lainnya di Yerusalem Timur.[29]

Akses

Papan keterangan dalam bahasa Ibrani dan InggrisBait SuciTaurat di luar untuk memasuki area ini. menampilkan larangan  


Sementara semua warganegara Israel yang muslim diperbolehkan untuk masuk dan beribadah di Masjid Al-Aqsa, Israel pada waktu-waktu tertentu menetapkan pembatasan ketat akses masuk ke masjid untuk orang Yahudi, muslim Palestina yang tinggal di Tepi Barat atau Jalur Gaza, atau pembatasan berdasarkan usia untuk warga Palestina dan warganegara Israel keturunan Arab, seperti memberi izin masuk hanya untuk pria yang telah menikah dan setidaknya berusia 40 atau 50 tahun.

Wanita Arab kadang-kadang juga dibatasi sehubungan dengan status perkawinan dan usia mereka. Alasan Israel untuk pembatasan tersebut adalah bahwa pria Palestina yang berusia tua dan telah menikah cenderung "tidak menyebabkan masalah",[30] yaitu bahwa secara keamanan mereka lebih tidak beresiko.
Banyak rabbi, termasuk para ketua rabbi Israel sejak tahun 1967, telah memutuskan bahwa orang Yahudi tidak boleh berjalan di Bukit Bait Suci karena terdapat kemungkinan mereka menginjak Kodesh Hakodashim, yaitu lokasi yang dianggap tersuci oleh orang Yahudi.[rujukan?]

Pembatasan dari pemerintah Israel hanya melarang dilakukannya doa Yahudi di Bukit Bait Suci, tetapi tetap mengizinkan orang Yahudi maupun non-Muslim lainnya untuk berkunjung pada berjam-jam tertentu selama hari-hari tertentu dalam seminggu.

Beberapa rabbi dan para pemimpin Zionis telah mengajukan tuntutan agar orang-orang Yahudi diperbolehkan untuk berdoa di tempat itu pada hari-hari raya Yahudi.[31] Meskipun Mahkamah Agung Israel telah mendukung hak berdoa perSeorangan (bukan secara berkelompok), namun dalam prakteknya polisi Israel melarang orang Yahudi untuk berdoa "secara terang-terangan dalam bentuk apapun juga di Bukit Bait Suci, meskipun bila hanya menggerak-gerakkan bibirnya saja ketika berdoa".[32] 

Intifadah Al-Aqsa

Pada tanggal 28 September 2000, Ariel Sharon dan para anggota Partai Likud beserta 1.000 orang penjaga bersenjata, melakukan kunjungan ke kompleks Al-Aqsa.

Hal ini membuat sekelompok besar orang Palestina datang untuk memprotes kunjungan tersebut. Setelah Sharon dan para anggota Partai Likud meninggalkan lokasi, demonstrasi meletus menjadi kerusuhan dan sekelompok orang Palestina yang berada di Al-Haram Asy-Syarif mulai melemparkan batu dan benda-benda lainnya kepada polisi anti huru hara Israel.

Polisi menembakkan gas air mata dan peluru karet kepada kerumunan demonstran, sehingga melukai 24 orang. Kunjungan tersebut memicu gerakan perlawanan rakyat Palestina selama lima tahun, yang biasa disebut sebagai Intifadah Al-Aqsa.[33]

Pada tanggal 29 September, pemerintah Israel mengerahkan 2.000 polis anti huru hara ke masjid ini. Sekelompok orang Palestina yang meninggalkan masjid setelah shalat Jumat mulai melempari polisi dengan batu.

Polisi kemudian menyerbu kompleks masjid serta menembakkan baik peluru tajam maupun peluru karet kepada kelompok Palestina tersebut, sehingga jatuh korban empat orang tewas dan sekitar 200 orang lainnya luka-luka.[34]

 Penggalian

Beberapa penggalian di wilayah Masjid Al-Aqsa terjadi sepanjang tahun 1970-an. Tahun 1970, pemerintah Israel memulai penggalian intensif langsung di bawah masjid pada sisi selatan dan baratnya.

Pada tahun 1977, penggalian berlanjut dan sebuah terowongan besar dibuka di bawah ruangan ibadah wanita, serta sebuah terowongan baru digali di bawah masjid, mengarah dari timur ke barat pada tahun 1979. Selain itu, Departemen Arkeologi yang berada di bawah Kementerian Agama Israel, juga menggali sebuah terowongan di dekat sisi barat masjid pada tahun 1984.[19]

Pada bulan Februari 2007, Departemen tersebut memulai situs penggalian untuk mencari peninggalan arkeologi di sebuah lokasi di mana pemerintah ingin membangun kembali sebuah jembatan penyeberangan yang runtuh. Situs ini berjarak 60 meter dari masjid.[35]

Penggalian memicu/cetuskan kemarahan di banyak negara dunia Islam, dan Israel dituduh telah mencoba menghancurkan pondasi masjid. Ismail Haniya, saat itu Perdana Menteri Otoritas Nasional Palestina dan pemimpin Hamas,[36] menyerukan Palestina untuk bersatu dalam menentang penggalian, sedangkan Fatah menyatakan bahwa mereka akan mengakhiri gencatan senjata mereka dengan Israel.[37] Israel membantah semua tuduhan tersebut, dan menyebutnya sebagai hal yang "menggelikan".[38]

Referensi

  1. ^ a b Al-Aqsa Mosque, Jerusalem. Atlas Travel and Tourist Agency. Diakses pada 29 Juni 2008
  2. ^ Indonesia Harus Bawa Isu Al-Aqsa di Forum OKI. Okezone.
  3. ^ Mihrab Dari Jepara. Tribun Kaltim.
  4. ^ "Lailat al Miraj", BBC News, BBC MMVIII. Diakses pada 29 Juni 2008.
  5. ^ Sahih al-Bukhari 5, 58, 227
  6. ^ Chiffolo, Anthony F. Dome of the Rock and El-Aqsa Mosque Divine Nature.
  7. ^ Jarrar, Sabri (1998). Gülru Necipoğlu. ed. Muqarnas: An Annual on the Visual Culture of the Islamic World (edisi ke-Ilustrasi, anotasi). BRILL. hlm. 85. ISBN 9004110844, 9789004110847. http://books.google.com/?id=FG6ZlkRjD2IC&pg=PA85&dq=aqsa+haram+sharif&cd=6#v=onepage&q=aqsa%20haram%20sharif. 
  8. ^ a b Necipogulu, Gulru. (1996). Muqarnas, Volume 13: An Annual on the Visual Culture of the Islamic World. BRILL, pp.149–153. ISBN 90-04-10633-2.
  9. ^ Ma'oz, Moshe and Nusseibeh, Sari. (2000). Jerusalem: Points of Friction, and Beyond BRILL. pp.136–138. ISBN 90-411-8843-6.
  10. ^ Thomas F. Madden (2002). The Crusades: The Essential Readings. Blackwell Publishing. hlm. 230. ISBN 0631230238, 9780631230236. http://books.google.com/?id=DVuPvRSyV98C&pg=PA230&dq=minbar+saladdin+fire. 
  11. ^ "The Burning of Al-Aqsa", Time Magazine, 29 August 1969, p. 1. Diakses pada 1 Juli 2008.
  12. ^ "Madman at the Mosque", Time Magazine, 12 January 1970. Diakses pada 3 Juli 2008.
  13. ^ About the OIC[pranala nonaktif] Organization of the Islamic Conference.
  14. ^ Dumper, Michael (2002). The Politics of Sacred Space: The Old City of Jerusalem in the Middle East. Lynne Rienner Publishers. hlm. 44. ISBN 158826226X. http://books.google.com/?id=MfTycKFWBGEC&pg=PA44&dq=Al-Aqsa+Mosque. 
  15. ^ Rapoport, David (2001). Inside Terrorist Organizations. Routledge. hlm. 98–99. ISBN 0714681792. http://books.google.com/?id=FnvCEOZLf8YC&pg=PA194&lpg=PA194&dq=Gush+Emunim+Underground. 
  16. ^ OpenDocument Letter Dated 18 January 1988 from the Permanent Observer for the Palestine Liberation Organization to the United Nations Office at Geneva Addressed to the Under-Secretary-General for Human Rights] Ramlawi, Nabil. Permanent Observer of the Palestine Liberation Organization to the United Nations Office at Geneva.
  17. ^ Palestine Facts Timeline, 1963-1988 Palestinian Academic Society for the Study of International Affairs.
  18. ^ Dan Izenberg, Jerusalem Post, July 19, 1991
  19. ^ a b Amayreh, Khaled. Catalogue of provocations: Israel's encroachments upon the Al-Aqsa Mosque have not been sporadic, but, rather, a systematic endeavor Al-Ahram Weekly. February 2007.
  20. ^ a b Al-Aqsa Mosque Life in the Holy Land.
  21. ^ Gonen, Rivka. (2003) Contested Holiness KTAV Publishing House, p.95. ISBN 0-88125-799-0.
  22. ^ Elad, Amikam. (1995). Medieval Jerusalem and Islamic Worship Holy Places, Ceremonies, Pilgrimage BRILL, pp.29–43. ISBN 90-04-10010-5.
  23. ^ a b Al-Aqsa Mosque Restoration Archnet Digital Library.
  24. ^ Necipogulu, Gulru. (1999). Muqarnas, Volume 16: An Annual on the Visual Culture of the Islamic World BRILL, p.14. ISBN 90-04-11482-3.
  25. ^ Al-Aqsa Mosque Archnet Digital Library.
  26. ^ a b Al-Aqsa Guide Friends of al-Aqsa.
  27. ^ Dolphin, Lambert. The Temple Esplanade.
  28. ^ Gonen, Rivka. (2003) Contested Holiness KTAV Publishing House, p.28. ISBN 0-88125-799-0.
  29. ^ Camp David Projections Palestinian Academic Society for the Study of International Affairs. Juli 2000.
  30. ^ Ramadan prayers at al-Aqsa mosque BBC News. 5 September 2008.
  31. ^ Klein, Aaron. Jews Demand Right to Pray on the Temple Mount The Temple Institute.
  32. ^ Public Security Minister Avi Dichter, "No moving Jewish lips in prayer on Temple Mount, says Dichter", Haaretz, 1 March 2008. Diakses pada 18 Mei 2009.
  33. ^ "Provocative' mosque visit sparks riots", BBC News, BBC MMVIII, 28 September 2000. Diakses pada 1 Juli 2008.
  34. ^ Dean, Lucy (2003). The Middle East and North Africa 2004. Routledge. hlm. 560. ISBN 1857431847. http://books.google.com/?id=pP315Mw3S9EC&pg=PA560&dq=Al-Aqsa+Mosque. 
  35. ^ Lis, Jonathan, "Majadele: Jerusalem mayor knew Mugrabi dig was illegal", Haaretz, Haaretz, 2 December 2007. Diakses pada 1 Juli 2008.
  36. ^ "Profile: Hamas PM Ismail Haniya", BBC News, BBC MMVIII, 14 December 2006. Diakses pada 1 Juli 2008.
  37. ^ Rabinovich, Abraham, "Palestinians unite to fight Temple Mount dig", The Australian, 8 February 2007. Diakses pada 1 Juli 2008.
  38. ^ Friedman, Matti, "Israel to resume dig near Temple Mount", USA Today, 14 October 2007. Diakses pada 1 Juli 2008.










WallahuA’lam..والله أعلم
*اَللَّهُمَّ صَلِّ وسَلاٌِم عَلٓى سَيٌِدِناَ مُحَمَّدٍ ﷺ*

📮 _*❤️Sharing is Caring❤️*_



. .
~***~LadingEMAS~***~

No comments:

Post a Comment